Abdul Asri Saputra
Senin, 14 Maret 2016
Kamis, 19 Desember 2013
Kata Bijak
Kata Bijak Tokoh Dunia Tentang Kehidupan
Harapan adalah tiang yang menyangga dunia. (Pliny the Elder)
Kalau manusia berangsur menjadi tua, umumnya ia cendrung menetang perubahan, terutama perubahan ke arah perbaikan. (John Steinbeck)
Selama hidup saya yang sudah 87 tahun ini, saya telah menyaksikan serentetan revolusi teknologi. Tetapi tidak satu pun diantaranya yang tidak membutuhkan watak yang baik atau kemampuan untuk berfikir. (Bernard M. Baruch)
Pendidikan mempunyai akar yang pahit, tapi buahnya manis. (Aristoteles)
Pendidikan mengembangkan kemampuan, tetapi tidak menciptakannya. (Voltaire)
Pendidikan yang baik tidak menjamin pembentukan watak yang baik. (Fonttenelle)
Setelah makan, pendidikan merupakan kebutuhan utama rakyat. (Danton)
Sabtu, 22 September 2012
Makalah Dasar Fisiologi Ternak
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Proses reproduksi melalui
berbagai cara, sesuai dengan jenis dan tingkat perkembangannya. Makin banyak hambatan yang
dialami suatu organisme didalam reproduksinya, makin sedikit jumlah individu
itu didalam populasinya. Ada beberapa hal yang diperkirakan dapat menghambat
proses reproduksi antara lain jumlah keturunan relative sedikit, siklus
reproduksi lama, situasi dan kondisi lingkungan tidak sesuai, individu jantan x
betina terpisah dan tidak memiliki kesempatan untuk melakukan perkawinan atau
terjadi kelainan pada alat reproduksi. Kenyataan tersebut dapat menghambat
pertumbuhan populasi organisme tertentu sehingga dapat menghambat pertumbuhan
populasi organisme tertentu sehingga dapat menyebabkan kepunahan.
- Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan reproduksi hewan?
2. Apa saja alat-alat reproduksi hewan?
3. Bagaimana cara-cara reproduksi pada hewan?
4. Bagaimana konsep reproduksi hewan menurut al-quran?
- Tujuan
1. Mengetahui tentang reproduksi hewan
2. Mengetahui alat-alat reproduksi hewan
3. Mengetahui cara-cara reproduksi pada hewan
4. Mengetahui konsep reproduksi hewan menurut al-quran.
BAB II
PEMBAHASAN
- Pengertian
Reproduksi Hewan
Reproduksi
Hewan adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru
guna mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah.
Reproduksi
hewan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu secara Generatif dan Vegetatif.
Perkembangan generatif umumnya terjadi pada hewan tingkat tinggi atau hewan
bertulang belakang (Vertebrata). Perkembangbiakan tersebut melibatkan alat
kelamin jantan dan alat kelamin betina dan ditandai oleh adanya peristiwa
Fertilisasi (Pembuahan). Sedangankan perkembangbiakan vegetatif terjadi tanpa
peleburan sel kelamin jantan dan sel kelamin betina. Perkembangbiakan Vegetatif
biasanya terjadi pada hewan tingkat rendah atau hewan tidak bertulang belakang
(Avertebrata).
- Alat Reproduksi Pada Hewan
Alat
reproduksi pada hewan jantan :
1. Testis, organ untuk
menghasilkan sperma.
2. Penis, berfungsi untuk
memasukkan sperma ke dalam tubuh betina.
3. Vas deferens, saluran yang
menghubungkan testis dengan lubang pengeluaran.
Alat
reproduksi pada hewan betina :
- Lubang kelamin betina / vagina, tempat
masuknya sperma ke dalam tubuh betina.
- Indung telur / ovarium, berfungsi
memproduksi sel telur.
- Rahim / uterus, tempat berkembangnya
embrio hingga saat dilahirkan.
C.
Cara-Cara
Reproduksi Pada Hewan
v Seksual
(Generatif)
Generatif adalah proses perkembangbiakan yang melibatkan dua individu
yang berbeda jenis kelaminnya. Hewan jantan akan menghasilkan sel kelamin
jantan (sel sperma atau spermatozoa). Sedangkan hewan betina menghasilkan telur
atau sel telur (ovum). Ketika dua jenis hewan sudah dewasa kelamin bertemu
(kawin), maka akan diikuti dengan peristiwa pembuahan (fertilisasi).
Reproduksi
vertebrata terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Internal
merupakan penyatuan sperma dan ovum yang terjadi di dalam tubuh hewan betina.
Hal ini dapat terjadi karena adanya peristiwa kopulasi, yaitu masuknya alat
kelamin. Terjadi pada : ovipar
(burung & ikan), ovovivipar (Ikan
Hiu, Reptil),
vivipar(mamalia).
b.
Eksternal merupakan penyatuan
sperma dan ovum di luar tubuh hewan betina, yakni berlangsung dalam suatu media
cair, misalnya air. Contohnya pada ikan (pisces) dan amfibi (katak).
Perkembangbiakan vertebrata menghasilkan embrio dapat dibedakan atas:
- Ovipar
(bertelur), ialah hewan yang meletakkan telur di luar tubuhnya. Embrio
berkembang di dalam telur dan memperoleh sumber makanan dari cadangan
makanan dalam telur. Misalnya ikan, burung, amfibia, dan sebagian reptilia.
- Ovovivipar
(bertelur-beranak), ialah hewan yang menghasilkan telur, dan embrio
berkembang dalam telur. Pembeda dengan ovipar adalah kelompok hewan
ovovivipar tidak mengeluarkan telurnya dari dalam tubuh. Jadi embrio tetap
tumbuh di dalam telur tetapi tetap berada di dalam tubuh induk. Saat
menetas dan keluar dari tubuh induknya tampak seperti melahirkan.
Misalnya, ikan Hiu, kadal, dan beberapa jenis ular.
- Vivipar
(beranak), ialah hewan yang melahirkan anaknya. Embrio berkembang di dalam
tubuh induknya dan mendapatkan makanan dari induknya dengan perantaraan
plasenta (ari-ari). Misalnya, manusia dan hewan menyusui lainnya.
Berikut ini
beberapa contoh reproduksi seksual pada hewan :
1.
Class Pisces
Pisces yaitu termasuk
hewan yang bersifat ovipar. Pada umumnya ikan bertelur dan pembuahannya terjadi
di luar tubuh induk betinanya. Alat kelamin jantan terdiri dari sepasang testis
berwarna putih. Sperma dialirkan melalui saluran vas deferens yang bermuara di
lubang urogenital melalui kloaka. Lubang urogenital merupakan lubang yang dipakai untuk keluarnya
urin dan sperma.
Gambar a. alat
kelamin jantan pada ikan, b. alat kelamin betina pada ikan
Alat kelamin betina terdiri dari sepasang ovarium. Ovarium
menghasilkan sel telur. Sel telur dikeluarkan melewati oviduk melalui kloaka
dan kemudian dialirkan ke lubang urogenital. Setelah ikan betina mengeluarkan
sel telur di sembarang tempat atau di tempat tertentu, maka akan diikuti
oleh ikan jantan dengan mengeluarkan sperma.
Sekali bertelur ikan mampu menghasilkan ribuan telur yang tidak
dilindungi oleh cangkang. Telur yang telah dibuahi selanjutnya ada yang
dibiarkan terapung-apung dalam air, ada yang ditempatkan dalam sarang dan
dijaga oleh induknya, ada yang ditempelkan pada tanaman dalam air, serta ada
pula yang disimpan di dalam rongga mulut induk betinanya seperti pada mujaer.
ikan betina dan ikan jantan tidak memiliki alat kelamin luar. Ikan betina tidak
mengeluarkan telur yang bercangkang, namun mengeluarkan ovum yang tidak akan
berkembang lebih lanjut apabila tidak dibuahi oleh sperma. Saat akan bertelur,
ikan betina mencari tempat yang rimbun oleh tumbuhan air atau diantara bebatuan di dalam air.
Telur-telur yang telah dibuahi tampak seperti bulatan-bulatan kecil
berwarna putih. Telur-telur ini akan menetas dalam waktu 24 – 40 jam. Anak ikan yang
baru menetas akan mendapat makanan pertamanya dari sisa kuning telurnya, yang
tampak seperti gumpalan di dalam perutnya yang masih jernih. Dari sedemikian
banyaknya anak ikan, hanya beberapa saja yang dapat bertahan hidup.
- Class Amphibia
Amphibia yaitu dengan fertilisasi eksternal. Organ
reproduksinya meliputi testis, vasa efferentia dan kloaka untuk jantan dan
untuk betina yaitu ovarium, oviduk dan kloaka. Ada yang meletakkan telur
(ovipar) dan ada pula yang bersifat ovovivipar. Pembuahan terjadi di dalam
tubuh (fertilisasi internal). Telur dilindungi oleh cangkang. Telur yang
dikeluarkan ada yang disembunyikan didalam pasir, di dalam lumpur, ada yang
dierami. Pada kadal telurnya menetas di dalam tubuh (ovovivipar).
Kelompok amfibi, misalnya katak, merupakan jenis hewan ovipar. Katak
jantan dan katak betina tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak
terjadi di luar tubuh. Pada saat kawin, katak jantan dan katak betina akan
melakukan ampleksus, yaitu katak jantan akan menempel pada punggung katak
betina dan menekan perut katak betina. Kemudian katak betina akan mengeluarkan
ovum ke dalam air. Setiap ovum yang dikeluarkan diselaputi oleh selaput telur
(membran vitelin). Sebelumnya, ovum katak yang telah matang dan berjumlah
sepasang ditampung oleh suatu corong. Perjalanan ovum dilanjutkan melalui
oviduk.
Gambar a. alat
kelamin jantan katak, b. alat kelamin betina katak
Dekat pangkal oviduk pada katak betina dewasa, terdapat saluran yang
menggembung yang disebut kantung telur (uterus). Oviduk katak betina terpisah
dengan ureter. Oviduk nya berkelok-kelok dan bermuara di kloaka.
Segera setelah katak betina mengeluarkan ovum, katak jantan juga
akan menyusul mengeluarkan sperma. Sperma dihasilkan oleh testis yang berjumlah
sepasang dan disalurkan ke dalam vas deferens. Vas deferens katak jantan
bersatu dengan ureter. Dari vas deferens sperma lalu bermura di kloaka. Setelah
terjadi fertilisasi eksternal, ovum akan diselimuti cairan kental sehingga
kelompok telur tersebut berbentuk gumpalan telur. Gumpalan telur yang telah dibuahi kemudian berkembang
menjadi berudu. Berudu awal yang keluar dari gumpalan telur bernapas dengan
insang dan melekat pada tumbuhan air dengan alat hisap.
Makanannya berupa fitoplankton sehingga berudu tahap awal merupakan
herbivora. Berudu awal kemudian berkembang dari herbivora menjadi karnivora
atau insektivora (pemakan serangga). Bersamaan dengan itu mulai terbentuk
lubang hidung dan paru-paru, serta celah-celah insang mulai tertutup.
Selanjutnya celah insang digantikan dengan anggota gerak depan.
Setelah 3 bulan sejak terjadi fertilisasi, mulailah terjadi
metamorfosis. Anggota gerak depan menjadi sempurna. Anak katak mulai berani
mucul ke permukaan air, sehingga paru-parunya mulai berfungsi. Pada saat itu,
anak katak bernapas dengan dua organ, yaitu insang dan paru-paru. Kelak fungsi
insang berkurang dan menghilang, sedangkan ekor makin memendek hingga akhirnya
lenyap. Pada saat itulah metamorfosis katak selesai.
- Class Reptilia
Class reptilia breproduksi dengan fertilisasi internal.
Organ reproduksinya meliputi testis, hemipenis, vas deferens, epididimis dan
kloaka. Untuk betina yaitu ovarium, oviduk dan kloaka. Kelompok reptil seperti
kadal, ular dan kura-kura merupakan hewan-hewan yang fertilisasinya terjadi di
dalam tubuh (fertilisasi internal). Umumnya reptil bersifat ovipar, namun ada
juga reptil yang bersifat ovovivipar, seperti ular garter dan kadal. Telur ular
garter atau kadal akan menetas di dalam tubuh induk betinanya. Namun makanannya
diperoleh dari cadangan makanan yang ada dalam telur.
Gambar a. alat
kelamin jantan reptil, b. alat kelamin betina reptil
Reptil betina menghasilkan ovum di dalam ovarium. Ovum kemudian
bergerak di sepanjang oviduk menuju kloaka. Reptil jantan menghasilkan sperma
di dalam testis. Sperma bergerak di sepanjang saluran yang langsung berhubungan
dengan testis, yaitu epididimis. Dari epididimis sperma bergerak menuju vas
deferens dan berakhir di hemipenis. Hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan
oleh satu testis yang dapat dibolak-balik seperti jari-jari pada sarung tangan
karet. Pada saat kelompok hewan reptil mengadakan kopulasi, hanya satu
hemipenis saja yang dimasukkan ke dalam saluran kelamin betina.
Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan melalui oviduk dan
pada saat melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh
cangkang yang tahan air. Hal ini akan mengatasi persoalan setelah telur
diletakkan dalam lingkungan basah. Pada kebanyakan jenis reptil, telur ditanam
dalam tempat yang hangat dan ditinggalkan oleh induknya. Dalam telur terdapat
persediaan kuning telur yang berlimpah.
- Class Aves
Aves bereproduksi dengan
fertilisasi internal. Organ reproduksi bagi yang jantan yaitu testis, vas
deferens dan kloaka. Untuk yang betina meliputi ovarium kiri, oviduk, dan
kloaka. Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok buruk tidak
memiliki alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini
dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka. Pada burung betina hanya
ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dan
tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong
penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi
uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis
yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka.
Gambar a. alat
kelamin jantan pada burung, b. alat kelamin betina pada burung
Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma
masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka.
Saat perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma
akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur. Telur burung mempunyai
struktur sebagai berikut :
a.
Cangkang telur, terbuat dari zat kapur
yang berpori untuk keluar masuknya udara. Di sebelah dalam cangkang terdapat
dua buah membran yang pada salah satu ujungnya tidak saling melekat, sehingga
terbentuk rongga udara.
b.
Albumen (putih telur), berupa cairan kental berwarna putih bening yang berfungsi sebagai
cadangan makanan dan melindungi embrio dari guncangan.
c.
Kuning telur, terdapat
di bagian tengah albumen. Pada kuning telur ini terdapat calon embrio. Agar
kuning telur tetap pada posisinya, maka terdapat kalaza yang berfungsi menjaga
posisi kuning telur.
Pada saat telur dierami, embrio mulai tumbuh. Kuning telur dan putih
telur diserap melalui pembuluh darah yang terbentuk mengelilingi kuning telur.
Bagian-bagian yang berperan dalam mendukung pertumbuhan embrio adalah sebagai
berikut.
a. Amnion, merupakan cairan ketuban yang terdapat pada suatu kantung tempat
tumbuhnya embrio.
b. Alantois, merupakan tempat penyimpanan hasil ekskresi, mengangkut O2 ke dalam embrio dan CO2 keluar dari embrio.
c. Tali pusat, yaitu bagian yang menghubungkan kuning telur dengan alantois.
b. Alantois, merupakan tempat penyimpanan hasil ekskresi, mengangkut O2 ke dalam embrio dan CO2 keluar dari embrio.
c. Tali pusat, yaitu bagian yang menghubungkan kuning telur dengan alantois.
Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk
akan membantu pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas
dengan memecah kulit telur dengan menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru
menetas masih tertutup matanya dan belum dapat mencari makan sendiri, serta
perlu dibesarkan dalam sarang.
5.
Class Mammalia
Bereproduksi dengan fertilisasi internal. Organ reproduksi
jantan meliputi penis, vas deferens, testis dan anus. Untuk yang betina
meliputi ovarium, oviduk, uterus dan anus. Memiliki sistem menstruasi yang
disebut dengan fase estrus serta tipe uterus yang kompleks. Semua jenis
mamalia, misalnya sapi, kambing dan marmut merupakan hewan vivipar (kecuali
Platypus). Mamalia jantan dan betina memiliki alat kelamin luar, sehingga
pembuahannya bersifat internal. Sebelum terjadi pembuahan internal, mamalia jantan
mengawini mamalia betina dengan cara memasukkan alat kelamin jantan (penis) ke
dalam liang alat kelamin betina (vagina). Ovarium menghasilkan ovum
yang kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju uterus. Setelah uterus,
terdapat serviks (liang rahim) yang berakhir pada vagina.
Testis berisi sperma, berjumlah sepasang dan terletak dalam skrotum.
Sperma yang dihasilkan testis disalurkan melalui vas deferens yang bersatu
dengan ureter. Pada pangkal ureter juga bermuara saluran prostat dari kelenjar
prostat. Kelenjar prostat menghasilkan cairan yang merupakan media tempat hidup
sperma.
Sperma yang telah masuk ke dalam serviks akan bergerak menuju uterus
dan oviduk untuk mencari ovum. Ovum yang telah dibuahi sperma akan membentuk
zigot yang selanjutnya akan menempel pada dinding uterus. Zigot akan berkembang
menjadi embrio dan fetus. Selama proses pertumbuhan dan perkembangan zigot
menjadi fetus, zigot membutuhkan banyak zat makanan dan oksigen yang diperoleh
dari uterus induk dengan perantara plasenta (ari-ari) dan tali pusar. Semua hewan
Mamalia memiliki alat reproduksi yang hampir serupa. Untuk mempelajarinya,
amatilah alat reproduksi tikus berikut ini.
Tikus jantan mempunyai sepasang testis yang berfungsi untuk
menghasilkan sperma. Sperma dikeluarkan melalui saluran sperma yang disebut vas
deferens. Untuk memasukkan sperma ke dalam tubuh hewan betina, digunakan penis.
Tikus betina mempunyai sepasang ovarium yang berfungsi untuk
menghasilkan sel telur atau ovum. Sel telur yang telah dilepaskan dari ovarium
(ovulasi) keluar melalui saluran telur dan akhirnya sampai di uterus. Jika sel
telur ini dibuahi oleh sperma, akan terbentuk zigot yang akan tumbuh dan
berkembang menjadi embrio. Tikus mampu mengandung lebih dari satu embrio. Namun
tidak semua Mamalia memiliki kemampuan seperti ini. Setiap embrio memperoleh
nutrisi dan oksigen dari plasenta yang dihubungkan melalui tali pusat. Jika
sudah tiba masa lahirnya, embrio lepas dari uterus dan dikeluarkan melalui
vagina.
v Aseksual (Vegetatif)
Reproduksi secara vegetatif adalah proses perkembangbiakan tanpa
melibatkan sel sperma dan sel telur dan sering terjadi pada hewan invertebrata.
Ada bagian-bagian tubuh yang dapat berkembang menjadi individu baru. Reproduksi aseksual (vegetatif) meliputi :
- Fragmentasi yaitu pemisahan salah satu
bagian tubuh yang kemudian dapat tumbuh dan berkembang menjadi individu
baru. Contohnya volvox.
- Budding/tunas/gemmulae yaitu pembentukan
tonjolan pada salah satu bagian tubuh hewan dan adapat berkembang menjadi
individu baru. Contohnya hydra.
- Fisi yaitu pembelahan sel pada
sel induk dan hasilnya akan berkembang menjadi individu baru. Dibedakan
menjadi 2 yaitu pembelahan biner, contohnya pada bakteri dan pembelahan
multiple pada virus.
- Sporulasi yaitu dengan dibentuknya spora
pada sel indukdan akhirnya spora akan berkembang menjadi individu baru.
Contohnya pada plasmodium sp.
- Regenerasi, yaitu sebagian tubuh terpisah
dan selanjutnya bagian tadi dapat tumbuh menjadi individu baru yang
lengkap. Misalnya pada planaria dan bintang laut.
Adapun hewan invertebrata terdapat pula yang bereproduksi
secara seksual yang tidak selalu terjadi
pembuahan, dan kadang-kadang dapat terbentuk individu baru tanpa adanya
pembuahan, sehingga reproduksi secara kawin pada hewan invertebrata dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu:
- Tanpa
pembuahan, yaitu pada peristiwa partenogenesis, sel telur tanpa
dibuahi dapat tumbuh menjadi individu baru. Misalnya pada lebah jantan dan
semut jantan.
- Dengan
pembuahan, dapat dibedakan atas konjugasi dan anisogami.
- Konjugasi,
ini terjadi pada invertebrata yang belum jelas alat reproduksinya
misalnya Paramecium.
- Anisogami,
yaitu peleburan dua asel kelamin yang tidak sama besarnya, misalnya peleburan
mikrogamet dan makrogamet pada Plasmodium, dan peleburan sperma dengan
ovum di dalam rahim.
·
Konsep
Reproduksi Hewan di dalam Al-quran
- Surat An-Nahl : 79
“Tidakkah mereka
memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang diangkasa bebas. tidak ada
yang menahannya selain daripada Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang
beriman”.
“Dan Tuhanmu
mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di
pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia". Kemudian
makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang
telah dimudahkan (bagimu). dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang
bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran
Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan”.
BAB
III
PENUTUP
- KESIMPULAN
- Reproduksi
Hewan adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang
baru guna mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah.
2. Cara reproduksi secara
umum dibagi menjadi dua jenis yaitu aseksual (vegetatif) dan seksual (generatif).
- Alat
reproduksi pada hewan jantan :
·
Testis, organ untuk menghasilkan sperma.
·
Penis, berfungsi untuk memasukkan sperma ke dalam
tubuh betina.
·
Vas deferens, saluran yang menghubungkan testis
dengan lubang pengeluaran.
- Alat
reproduksi pada hewan betina :
·
Lubang kelamin betina / vagina, tempat masuknya
sperma ke dalam tubuh betina.
·
Indung telur / ovarium, berfungsi memproduksi sel
telur.
·
Rahim / uterus, tempat berkembangnya embrio hingga
saat dilahirkan.
- SARAN
Kami sebagai penyusun
makalah ini mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca
dan rekan – rekan sekalian. Semoga makalah ini bermanfaat dan mudah dipahami.
DAFTAR
PUSTAKA
Arif
priyadi & Tri silawati, Sains biologi,
Yudhistira, Jakarta, 2007
Team
teaching, Biologi Umum 1, Medan, 2009
http://reproduksipadahewan.com/2011/01/06
Kamis, 22 Maret 2012
Laporan Praktek Kerja Industrsi Usaha Budidaya Unggas Pedaging
LAPORAN
PRAKTEK
KERJA INDUSTRI
USAHA
BUDIDAYA UNGGAS PEDAGING
(
AYAM BROILER )
DI
SUSUN OLEH :
ABDUL ASRI SAPUTRA
XI
² ( PETERNAKAN )
SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN NEGERI I PETERNAKAN
KECAMATAN
MENDO BARAT
BANGKA
BELITUNG
TAHUN
AJARAN 2009 / 2010
Laporan Yang Berjudul
Usaha Budidaya Unggas Pedaging
( Ayam Broiler )
Telah di Pertahankan di Dewan Penguji
Pada tanggal 11 Desember 2009
Penguji
HARIYANTO,
S.ST
LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTEK KERJA INDUSTRI
Satuan
Pendidikan : Sekolah Menengah
Kejuruan
Program
Keahlian : Budidaya
Ternak Unggas
Mata
Uji/Paket Keahlian : Budidaya
Unggas Pedaging
Nama
Peserta : Abdul
Asri Saputra
JUDUL PRAKTEK KERJA INDUSTRI
|
Menyetujui
Mendo
Barat, 10 November 2009
Du/Di Pemberi Order Peserta
Uji
ADHON ABDUL
ASRI SAPUTRA
Mengetahui,
Kepala
SMK N I Mendo Barat Guru
Pembimbing
EKO RIANTO, SP. CEPA
SUPRIATNA, A.Md
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
wr. wb.
Puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT atas ridho dan berkat-Nya yang telah memberikan
penulis/penyusun nikmat keselamatan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini
dengan baik/benar. Tugas ini penulis laksanakan di Perusahaan Bapak Agustomi
yang berlokasi di Desa Petaling Kecamatan Mendo Barat, yang dapat penulis
laksanakan sesuai dengan keahlian yang dimiliki.
Penyusunan laporan ini dibuat demi
persyaratan selesainya PRAKRIN. Laporan ini disesuaikan dengan apa yang penulis
kerjakan di lapangan. Atas selesainya laporan ini penyusun mengucapkan terima
kasih sebesar-besarnya kepada:
1.
Kedua orang tua yang
telah mendukung penulis dalam melaksanakan prakrin ini
2.
Bapak Eko Rianto, SP
selaku Kepala Sekolah SMK N I Mendo Barat
3.
Bapak Eko Purnomo,
S.Pt. selaku ketua Jurusan Peternakan
4.
Ibu Sri Gustina, S.Pt.
selaku Guru Pembimbing
5.
Teman-teman
seperjuangan dan semua pihak yang tidak disebutkan satu per satu
Dalam penyusunan laporan ini penyusun menyadari
bahwa masih banyak kekurangannya, oleh karena itu, penulis/penyusun
mengharapkan bimbingan dari semua pihak yang sifatnya membangun.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi siswa pada
umumnya dan terutama bagi kelanjutan studi penulis/penyusun, Amin…………..
Wassalamualaikum
wr.wb.
Mendo
Barat, November 2009
Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR
PENGESAHAN.................................................................................... i
KATA
PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR
ISI............................................................................................................ iii
BAB
I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
- LATAR
BELAKANG.................................................................................. 1
- TUJUAN....................................................................................................... 1
BAB
II MATERI DAN METODE........................................................................ 3
A.
WAKTU DAN TEMPAT
PELAKSANAAN.............................................. 3
B.
MATERI........................................................................................................ 3
C.
METODE...................................................................................................... 4
1.
PROSES PENGERJAAN....................................................................... 4
BAB III TEMUAN.................................................................................................. 6
A.
FAKTOR PENGHAMBAT.......................................................................... 6
B.
FAKTOR PENDUKUNG............................................................................ 6
C.
MANFAAT YANG DIRASAKAN............................................................. 6
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN............................................................... 7
A.
KESIMPULAN............................................................................................. 7
B.
SARAN......................................................................................................... 7
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Propinsi Kepulauan Bangka Belitung
adalah daerah tropis dan pulau yang potensi alamnya yang luas dan memberi
prospek untuk mendirikan suatu usaha, salah satunya di bidang peternakan Ayam
Broiler. Pertumbuhan penduduk pulau Bangka semakin meningkat dari tahun ke
tahun, oleh sebab itu usaha peternakan Ayam Broiler dibutuhkan karena kebutuhan
akan daging ayam gunanya memenuhi kebutuhan protein hewani.
Tingginya minat masyarakat untuk
mengkonsumsi daging ayam sangat berpengaruh terhadap permintaan daging ayam di
pasar. Sebagai calon peternak yang handal, siswa ditantang untuk menghadapi
berbagai permasalahan dalam pemeliharaan Ayam Broiler. Dengan dibekali ilmu
pengetahuan sekolah serta pengalaman pada Praktek Kerja Lapangan (PKL)
sebelumnya para siswa teliti dalam mengelola dan mengatasi permasalahan yang
timbul dalam usaha agribisnis Ayam Broiler tersebut, baik dalam pemeliharaan
maupun pemasarannya. Namun setiap usaha peternak harus mampu memenuhi akan
kebutuhan konsumen, baik kualitas maupun kuantitasnya.
B.
TUJUAN
Tujuan
dalam pemeliharaan Ayam Broiler ini adalah sebagai berikut:
1.
Meningkatkan kemampuan
siswa dan menerapkan teori yang diperoleh
2.
Menambah pengetahuan
dan pengalaman
3.
Meningkatkan nilai gizi
masyarakat, khususnya Bangka Belitung dalam usaha peningkatan protein hewani
4.
Menciptakan lapangan
kerja
Ada
beberapa keunggulan daripada Ayam Broiler, yaitu:
1.
Daging ayam relatif
murah
2.
Daging ayam mempunyai
rasa yang dapat diterima semua golongan masyarakat dan semua umur
3.
Daging ayam cukup mudah
diolah menjadi produk olahan yang bernilai tinggi, mudah disimpan, dan mudah
dikonsumsi
4.
Pertumbuhan sangat
cepat sehingga dapat memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat
5.
Kotoran dapat digunakan
sebagai pupuk kandang siap pakai, selain itu bulunya juga bisa dimanfaatkan
sebagai hasil kerajinan tangan.
BAB II
MATERI DAN METODE
A.
Waktu dan Tempat
Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan Praktek Kerja Industri
ini dilakukan di kelas XI (sebelas) dari mulai tanggal 20 September 2010 sampai
dengan 17 Desember 2010.
Tempat pelaksanaan Praktek Kerja
Industri ini di Perusahaan Bapak Muksinun di Desa Petaling Kecamatan Mendo
Barat.
B.
Materi
a.
Peralatan
NO
|
NAMA ALAT
|
SATUAN
|
SPESIFIKASI
|
JUMLAH
|
1
|
Kandang
|
Unit
|
Panggung
|
1
|
2
|
Tempat
pakan
|
Buah
|
Manual
|
24
|
3
|
Tempat
minum
|
Buah
|
Manual
|
28
|
4
|
Sikat
|
Buah
|
Ijuk
|
1
|
5
|
Sekop
|
Buah
|
-
|
1
|
6
|
Timbangan
|
Buah
|
Kap
50 Kg
|
1
|
7
|
Cangkul
|
Buah
|
-
|
1
|
8
|
Lampu
|
Buah
|
-
|
4
|
9
|
Rak
panen
|
Buah
|
Plastik
|
6
|
10
|
Penampung
air
|
Buah
|
Kap
200 liter
|
2
|
11
|
Bak
|
Buah
|
Kap
40 liter
|
1
|
12
|
Brooder
|
Unit
|
Seng
|
1
|
b.
Bahan
NO
|
NAMA ALAT
|
SATUAN
|
SPESIFIKASI
|
JUMLAH
|
1
|
Doc
|
Ekor
|
Umur
|
500
|
2
|
Pakan
|
Karung
|
Br
11 dan Bp 12
|
30
|
3
|
Obat/vitamin
|
Bungkus
|
-
|
5
|
4
|
Sekam
|
Karung
|
Kering
|
4
|
5
|
Kapur
|
Karung
|
Kering
|
1
|
6
|
Gula
pasir
|
Kg
|
-
|
1
|
7
|
Batu
Bara
|
Karung
|
-
|
4
|
C.
Metode
1.
Proses Pengerjaan
1.1.
Pemeliharaan Ayam Broiler
a.
Persiapan kandang
Persiapan
kandang sebelum Doc datang sangat perlu dilakukan oleh peternak yang meliputi:
1.
Pembersihan kandang
2.
Penyemprotan kandang
3.
Pengapuran
4.
Pengistirahatan kandang
b.
Pembersihan kandang
Sebelum dilakukan penyemprotan kandang
ada beberapa hal yang harus dilakukan, yaitu:
1.
Pembersihan kandang
2.
Membuang kotoran yang
melekat di lantai
c.
Penyemprotan kandang
Penyemprotan dilakukan dengan
menggunakan rodalon. Penyemprotan dilakukan dengan kapasitas empat tutup botol rodalon
untuk satu botol sprayer kapasitas 15 liter. Setelah itu kita melakukan
pengapuran dengan menggunakan kapur tohor. Adapun bagian yang harus dikapur
yaitu lantai, dinding, dan tiang.
d.
Pengistirahatan kandang
Kandang dibiarkan selama tujuh hari
(satu minggu) setelah dikapur, sebelum Doc datang. Pengistirahatan kandang
adalah kegiatan terakhir dalam persiapan kandang, karena pengistirahatan
kandang ini bertujuan agar bakteri yang di kandang mati.
e.
Persiapan sebelum Doc
datang
1.
Memasang brodingring
2.
Pemasangan tirai
3.
Mengisi sekam/serbuk di
lantai
4.
Memasang tempat pakan
dan minum
5.
Menyiapkan air gula
6.
Menyalakan pemanas
sebelum Doc tiba
f.
Menangani Doc datang
1.
Menghitung jumlah Doc
2.
Memberi air gula supaya
menghilangkan stress saat dalam perjalanan
g.
Vaksinasi
Vaksinasi yaitu program pencegahan
penyakit. Vaksin yang digunakan adalah
IB (Infeksi Bronchitis). IB dilakukan dengan cara tetes mata,
pencampuran, dan pengocokan. Adapun proses vaksinasi tersebut yaitu:
1.
Campurkan satu botol
vaksin ke dalam botol yang berisi cairan pelarut atau air
2.
Kocokkan campuran
tersebut sampai campuran tersebut homogen
3.
Vaksin siap pakai
4.
Beri satu tetes vaksin
untuk satu ekor anak ayam (Doc)
1.2.
Memelihara Ayam Broiler
a.
Proses pemeliharaan
1.
Pagi hari
2.
Siang hari
3.
Sore hari
b.
Mencatat/recording
Data-data yang dicatat meliputi jumlah
ayam masuk, strain ayam, tanggal tetes, jumlah mortalitas, jumlah pakan dan
jenis penggunaan, jumlah vitamin/obat yang dihabiskan.
BAB III
TEMUAN
Keterlaksanaan
(faktor pendukung dan faktor penghambat)
A.
Faktor Penghambat
1.
Jauhnya lokasi
pemasaran
2.
Tidak seseminya tempat
pakan dan minum sesuai umur ayam
3.
Sebagian karyawan lain,
masuk ke kandang lain
4.
Kurangnya pemanas,
sehingga suhu di dalam kandang tidak terpenuhi
B.
Faktor Pendukung
1.
Bisa menyerap tenaga
kerja dengan dibangunnya usaha peternakan Ayam Broiler
2.
Jauh dari rumah
penduduk
3.
Saat pemanenan mudah
karena mobil mudah masuk ke lokasi
C.
Manfaat yang Dirasakan
1.
Meningkatkan nilai gizi
masyarakat
2.
Mengurangi angka
pengangguran
3.
Menambah ilmu
pengetahuan di lapangan
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
1.
Sebelum melakukan usaha
peternakan Ayam Broiler sebaiknya peternak harus melakukan persiapan yang
matang
2.
Untuk mengatasi naik
turunnya harga, peternak harus memiliki kepandaian dan kejelian untuk memantau
situasi pasar
3.
Mengidentifikasi
penyakit sangat perlu dilakukan agar mempermudah dalam pengobatan
4.
Perubahan suhu yang
tidak menentu sangat mempengaruhi ayam
B.
Saran
Untuk mencapai keberhasilan dalam
pemeliharaan Ayam Broiler, sebaiknya peternak lebih memperhatikan faktor
manajemen areal peternak agar terhindar dari penyakit.
Penulis juga menyarankan bahwa
pelaksanaan prakrin harus diimbangi dengan ilmu pengetahuan yang ada dan teknik
manajemen pemeliharaan Ayam Broiler
LAMPIRAN
Catatan
saat doc datang
Tanggal Tetas
|
Jenis Doc
|
Jumlah
500 ekor
|
Berat Doc
37 gram
|
P.T Pembibit
|
Strain/ayan
|
27
Juli 2009
|
Pedaging
|
10%
resiko transportasi
|
gram
|
P.T.
Vista Agung Kencana
|
Jenis
pakan yang digunakan
Jenis Pakan
|
Analisis Kandungan Nutrisi
|
Bahan yang Digunakan
|
Penggunaan
|
Br
11
|
Protein
21,5 – 23,5%
Kadar
air max 13%
Lemak
min 5,0%
Serat
max 5,0%
Abu
max 7,0%
Calcium
min 0,9%
Phospor
min 0,6%
M.E
3000 – 3100 Kcal/kg
|
Jagung, dedak, tepung ikan, bungkil kelapa, tepung
daging, tepung tulang, pecahan gandum, bungkil kacang tanah, tepung daun,
carola, calcium phosphate, vitamin tracmineral, antioksidan, antibiotic,
coccidiosfat
|
Umur
1 hari sampai 21 hari
|
Bp
12
|
Kalori
3020-3120/kg
Kadar
air max 13,0%
Protein
22,0-23,0%
Lemak
min 5,0%
Serat
max 5,0%
Abu
max 7,0%
Calcium
min 0,9%
Phospor
min 0,6%
|
Jagung, dedak, tepung ikan, bungkil kelapa, tepung
daging, tepung tulang, pecahan gandum, bungkil kacang tanah, tepung daun,
carola, calcium phosphate, vitamin tracmineral, antioksidan, antibiotic, zinc
bacitracin, coccidiosfat, furazolidon
|
Umur
21 hari sampai panen
|
Analisa
Agribisnis
1.
Pengeluaran
a.
Biaya tetap
Sewa
kandang : Rp. 0
Sewa
peralatan : Rp. 0
Alat-alat
kesehatan : Rp. 0
Brodeer : Rp. 0
b.
Biaya tidak tetap
Doc : Rp. 5200 x 500 = Rp. 2.600.000
Pakan : Rp. 275.500 x 30 = Rp. 8.250.000
Batu Bara :
Rp. 50.000 x 4 = Rp. 200.000
Kapur : Rp. 30.000 x 1 = Rp. 30.000
Obat-obatan : Rp. 20.000 x 5 = Rp. 100.000
Desinfektan : Rp. 40.000 x 1 = Rp. 40.000
Vaksin
IB : Rp. 33.000 x 1 = Rp. 33.000
Lain-lain : Rp. 50.000 = Rp. 50.000
Total = Rp. 11.303.000
2.
Pendapatan
Mortalitas = 10 x 100% =
2%
500
Penjualan
ayam = 498 x Rp. 16.000 x 1,9 = Rp.
15.139.200
3.
Keuntungan
Keuntungan = Pendapatan – Pengeluaran
= Rp. 15.139.200 –
11.303.000
= Rp. 3.836.200
R/c
Ratio = Total Pendapatan = Rp. 15.139.200 = 1,3
Total Pengeluaran Rp.
11.303.000
FCR = Pakan
yang dihabiskan = 4.480
= 1,5
Jumlah berat badan ayam
966,5
Bobot
jual ayam rata-rata = Bobot seluruh
ayam dijual = 966,5 = 1,9 Kg
Jumlah ayam dijual
498
B/C Rasio B/C >
= Total Keuntungan = 3.836.200 = 0,33
Total Pengeluaran 11.303.000
BEP (Break Even Point) = Biaya Pengeluaran = 11.303.000
= 11.695
Berat total ayam
966,5
Umur rata-rata
33
x 190 = 6. 270
34
x 210 = 7. 140
35
x 98 = 3. 430
498
16.840
16.840 = 33,81 hari
498
Langganan:
Postingan (Atom)