Sabtu, 22 September 2012

Makalah Dasar Fisiologi Ternak


BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Proses reproduksi melalui berbagai cara, sesuai dengan jenis dan tingkat  perkembangannya. Makin banyak hambatan yang dialami suatu organisme didalam reproduksinya, makin sedikit jumlah individu itu didalam populasinya. Ada beberapa hal yang diperkirakan dapat menghambat proses reproduksi antara lain jumlah keturunan relative sedikit, siklus reproduksi lama, situasi dan kondisi lingkungan tidak sesuai, individu jantan x betina terpisah dan tidak memiliki kesempatan untuk melakukan perkawinan atau terjadi kelainan pada alat reproduksi. Kenyataan tersebut dapat menghambat pertumbuhan populasi organisme tertentu sehingga dapat menghambat pertumbuhan populasi organisme tertentu sehingga dapat menyebabkan kepunahan.

  1. Rumusan Masalah
1.    Apa yang dimaksud dengan reproduksi hewan?
2.    Apa saja alat-alat reproduksi hewan?
3.    Bagaimana cara-cara reproduksi pada hewan?
4.    Bagaimana konsep reproduksi hewan menurut al-quran?

  1. Tujuan
1.    Mengetahui tentang reproduksi hewan
2.    Mengetahui alat-alat reproduksi hewan
3.    Mengetahui cara-cara reproduksi pada hewan
4.    Mengetahui konsep reproduksi hewan menurut al-quran.



BAB II
PEMBAHASAN

  1. Pengertian Reproduksi  Hewan
Reproduksi Hewan adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru guna mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah.
Reproduksi hewan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu secara Generatif dan Vegetatif. Perkembangan generatif umumnya terjadi pada hewan tingkat tinggi atau hewan bertulang belakang (Vertebrata). Perkembangbiakan tersebut melibatkan alat kelamin jantan dan alat kelamin betina dan ditandai oleh adanya peristiwa Fertilisasi (Pembuahan). Sedangankan perkembangbiakan vegetatif terjadi tanpa peleburan sel kelamin jantan dan sel kelamin betina. Perkembangbiakan Vegetatif biasanya terjadi pada hewan tingkat rendah atau hewan tidak bertulang belakang (Avertebrata).
  1.  Alat Reproduksi Pada Hewan
Alat reproduksi pada hewan jantan :
1.      Testis, organ untuk menghasilkan  sperma.
2.      Penis, berfungsi untuk memasukkan sperma ke dalam tubuh betina.
3.      Vas deferens, saluran yang menghubungkan testis dengan lubang pengeluaran.
Alat reproduksi pada hewan betina :
  1. Lubang kelamin betina / vagina, tempat masuknya sperma ke dalam tubuh betina.
  2. Indung telur / ovarium, berfungsi memproduksi sel telur.
  3. Rahim / uterus, tempat berkembangnya embrio hingga saat dilahirkan.
C.    Cara-Cara Reproduksi Pada Hewan
v  Seksual (Generatif)
Generatif  adalah proses perkembangbiakan yang melibatkan dua individu yang berbeda jenis kelaminnya. Hewan jantan akan menghasilkan sel kelamin jantan (sel sperma atau spermatozoa). Sedangkan hewan betina menghasilkan telur atau sel telur (ovum). Ketika dua jenis hewan sudah dewasa kelamin bertemu (kawin), maka akan diikuti dengan peristiwa pembuahan (fertilisasi).
Reproduksi vertebrata terbagi menjadi dua, yaitu :
a.       Internal merupakan penyatuan sperma dan ovum yang terjadi di dalam tubuh hewan betina. Hal ini dapat terjadi karena adanya peristiwa kopulasi, yaitu masuknya alat kelamin. Terjadi pada : ovipar (burung & ikan),  ovovivipar (Ikan Hiu, Reptil), vivipar(mamalia).
b.      Eksternal merupakan penyatuan sperma dan ovum di luar tubuh hewan betina, yakni berlangsung dalam suatu media cair, misalnya air. Contohnya pada ikan (pisces) dan amfibi (katak).
Perkembangbiakan vertebrata menghasilkan embrio dapat dibedakan atas:
  1. Ovipar (bertelur), ialah hewan yang meletakkan telur di luar tubuhnya. Embrio berkembang di dalam telur dan memperoleh sumber makanan dari cadangan makanan dalam telur. Misalnya ikan, burung, amfibia, dan sebagian reptilia.
  2. Ovovivipar (bertelur-beranak), ialah hewan yang menghasilkan telur, dan embrio berkembang dalam telur. Pembeda dengan ovipar adalah kelompok hewan ovovivipar tidak mengeluarkan telurnya dari dalam tubuh. Jadi embrio tetap tumbuh di dalam telur tetapi tetap berada di dalam tubuh induk. Saat menetas dan keluar dari tubuh induknya tampak seperti melahirkan. Misalnya, ikan Hiu, kadal, dan beberapa jenis ular.
  3. Vivipar (beranak), ialah hewan yang melahirkan anaknya. Embrio berkembang di dalam tubuh induknya dan mendapatkan makanan dari induknya dengan perantaraan plasenta (ari-ari). Misalnya, manusia dan hewan menyusui lainnya.
Berikut ini beberapa contoh reproduksi seksual pada hewan :
1.      Class Pisces
Pisces yaitu termasuk hewan yang bersifat ovipar. Pada umumnya ikan bertelur dan pembuahannya terjadi di luar tubuh induk betinanya. Alat kelamin jantan terdiri dari sepasang testis berwarna putih. Sperma dialirkan melalui saluran vas deferens yang bermuara di lubang urogenital melalui kloaka. Lubang urogenital merupakan lubang yang dipakai untuk keluarnya urin dan sperma.
http://fembrisma.files.wordpress.com/2011/12/alat-reproduksi-ikan.jpg?w=627
Gambar a. alat kelamin jantan pada ikan, b. alat kelamin betina pada ikan
Alat kelamin betina terdiri dari sepasang ovarium. Ovarium menghasilkan sel telur. Sel telur dikeluarkan melewati oviduk melalui kloaka dan kemudian dialirkan ke lubang urogenital. Setelah ikan betina mengeluarkan sel telur di sembarang tempat atau di tempat tertentu,  maka akan diikuti oleh ikan jantan dengan mengeluarkan sperma.
Sekali bertelur ikan mampu menghasilkan ribuan telur yang tidak dilindungi oleh cangkang. Telur yang telah dibuahi selanjutnya ada yang dibiarkan terapung-apung dalam air, ada yang ditempatkan dalam sarang dan dijaga oleh induknya, ada yang ditempelkan pada tanaman dalam air, serta ada pula yang disimpan di dalam rongga mulut induk betinanya seperti pada mujaer. ikan betina dan ikan jantan tidak memiliki alat kelamin luar. Ikan betina tidak mengeluarkan telur yang bercangkang, namun mengeluarkan ovum yang tidak akan berkembang lebih lanjut apabila tidak dibuahi oleh sperma. Saat akan bertelur, ikan betina mencari tempat yang rimbun oleh  tumbuhan air atau diantara bebatuan di dalam air.
Telur-telur yang telah dibuahi tampak seperti bulatan-bulatan kecil berwarna putih. Telur-telur ini akan menetas dalam waktu 24 – 40 jam. Anak ikan yang baru menetas akan mendapat makanan pertamanya dari sisa kuning telurnya, yang tampak seperti gumpalan di dalam perutnya yang masih jernih. Dari sedemikian banyaknya anak ikan, hanya beberapa saja yang dapat bertahan hidup.
  1. Class Amphibia
Amphibia yaitu dengan fertilisasi eksternal. Organ reproduksinya meliputi testis, vasa efferentia dan kloaka untuk jantan dan untuk betina yaitu ovarium, oviduk dan kloaka. Ada yang meletakkan telur (ovipar) dan ada pula yang bersifat ovovivipar. Pembuahan terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal). Telur dilindungi oleh cangkang. Telur yang dikeluarkan ada yang disembunyikan didalam pasir, di dalam lumpur, ada yang dierami. Pada kadal telurnya menetas di dalam tubuh (ovovivipar).
Kelompok amfibi, misalnya katak, merupakan jenis hewan ovipar. Katak jantan dan katak betina tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak terjadi di luar tubuh. Pada saat kawin, katak jantan dan katak betina akan melakukan ampleksus, yaitu katak jantan akan menempel pada punggung katak betina dan menekan perut katak betina. Kemudian katak betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air. Setiap ovum yang dikeluarkan diselaputi oleh selaput telur (membran vitelin). Sebelumnya, ovum katak yang telah matang dan berjumlah sepasang ditampung oleh suatu corong. Perjalanan ovum dilanjutkan melalui oviduk.
http://fembrisma.files.wordpress.com/2011/12/alat-reproduksi-katak.jpg?w=627
Gambar a. alat kelamin jantan katak, b. alat kelamin betina katak
Dekat pangkal oviduk pada katak betina dewasa, terdapat saluran yang menggembung yang disebut kantung telur (uterus). Oviduk katak betina terpisah dengan ureter. Oviduk nya berkelok-kelok dan bermuara di kloaka.
Segera setelah katak betina mengeluarkan ovum, katak jantan juga akan menyusul mengeluarkan sperma. Sperma dihasilkan oleh testis yang berjumlah sepasang dan disalurkan ke dalam vas deferens. Vas deferens katak jantan bersatu dengan ureter. Dari vas deferens sperma lalu bermura di kloaka. Setelah terjadi fertilisasi eksternal, ovum akan diselimuti cairan kental sehingga kelompok telur tersebut berbentuk gumpalan telur. Gumpalan telur yang telah dibuahi kemudian berkembang menjadi berudu. Berudu awal yang keluar dari gumpalan telur bernapas dengan insang dan melekat pada tumbuhan air dengan alat hisap.
Makanannya berupa fitoplankton sehingga berudu tahap awal merupakan herbivora. Berudu awal kemudian berkembang dari herbivora menjadi karnivora atau insektivora (pemakan serangga). Bersamaan dengan itu mulai terbentuk lubang hidung dan paru-paru, serta celah-celah insang mulai tertutup. Selanjutnya celah insang digantikan dengan anggota gerak depan.
Setelah 3 bulan sejak terjadi fertilisasi, mulailah terjadi metamorfosis. Anggota gerak depan menjadi sempurna. Anak katak mulai berani mucul ke permukaan air, sehingga paru-parunya mulai berfungsi. Pada saat itu, anak katak bernapas dengan dua organ, yaitu insang dan paru-paru. Kelak fungsi insang berkurang dan menghilang, sedangkan ekor makin memendek hingga akhirnya lenyap. Pada saat itulah metamorfosis katak selesai.
  1. Class Reptilia
Class reptilia breproduksi  dengan fertilisasi internal. Organ reproduksinya meliputi testis, hemipenis, vas deferens, epididimis dan kloaka. Untuk betina yaitu ovarium, oviduk dan kloaka. Kelompok reptil seperti kadal, ular dan kura-kura merupakan hewan-hewan yang fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal). Umumnya reptil bersifat ovipar, namun ada juga reptil yang bersifat ovovivipar, seperti ular garter dan kadal. Telur ular garter atau kadal akan menetas di dalam tubuh induk betinanya. Namun makanannya diperoleh dari cadangan makanan yang ada dalam telur.
http://fembrisma.files.wordpress.com/2011/12/alat-reproduksi-reptil.jpg?w=627
Gambar a. alat kelamin jantan reptil, b. alat kelamin betina reptil
Reptil betina menghasilkan ovum di dalam ovarium. Ovum kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju kloaka. Reptil jantan menghasilkan sperma di dalam testis. Sperma bergerak di sepanjang saluran yang langsung berhubungan dengan testis, yaitu epididimis. Dari epididimis sperma bergerak menuju vas deferens dan berakhir di hemipenis. Hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan oleh satu testis yang dapat dibolak-balik seperti jari-jari pada sarung tangan karet. Pada saat kelompok hewan reptil mengadakan kopulasi, hanya satu hemipenis saja yang dimasukkan ke dalam saluran kelamin betina.
Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan melalui oviduk dan pada saat melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang yang tahan air. Hal ini akan mengatasi persoalan setelah telur diletakkan dalam lingkungan basah. Pada kebanyakan jenis reptil, telur ditanam dalam tempat yang hangat dan ditinggalkan oleh induknya. Dalam telur terdapat persediaan kuning telur yang berlimpah.
  1. Class Aves
Aves bereproduksi dengan fertilisasi internal. Organ reproduksi bagi yang jantan yaitu testis, vas deferens dan kloaka. Untuk yang betina meliputi ovarium kiri, oviduk, dan kloaka. Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok buruk tidak memiliki alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka. Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka.
http://fembrisma.files.wordpress.com/2011/12/alat-reproduksi-pada-burung.jpg?w=627
Gambar a. alat kelamin jantan pada burung, b. alat kelamin betina pada burung
Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur. Telur burung mempunyai struktur sebagai berikut :
a.       Cangkang telur, terbuat dari zat kapur yang berpori untuk keluar masuknya udara. Di sebelah dalam cangkang terdapat dua buah membran yang pada salah satu ujungnya tidak saling melekat, sehingga terbentuk rongga udara.
b.      Albumen (putih telur), berupa cairan kental berwarna putih bening yang berfungsi sebagai cadangan makanan dan melindungi embrio dari guncangan.
c.       Kuning telur, terdapat di bagian tengah albumen. Pada kuning telur ini terdapat calon embrio. Agar kuning telur tetap pada posisinya, maka terdapat kalaza yang berfungsi menjaga posisi kuning telur.
Pada saat telur dierami, embrio mulai tumbuh. Kuning telur dan putih telur diserap melalui pembuluh darah yang terbentuk mengelilingi kuning telur. Bagian-bagian yang berperan dalam mendukung pertumbuhan embrio adalah sebagai berikut.
http://fembrisma.files.wordpress.com/2011/12/embrio-burung-yang-sedang-tumbuh.jpg?w=627a. Amnion, merupakan cairan ketuban yang terdapat pada suatu kantung tempat tumbuhnya embrio.
b. Alantois, merupakan tempat penyimpanan hasil ekskresi, mengangkut O2 ke dalam embrio dan CO2 keluar dari embrio.
c. Tali pusat, yaitu bagian yang menghubungkan kuning telur dengan alantois.




Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan memecah kulit telur dengan menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih tertutup matanya dan belum dapat mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang.
5.      Class Mammalia
Bereproduksi  dengan fertilisasi internal. Organ reproduksi jantan meliputi penis, vas deferens, testis dan anus. Untuk yang betina meliputi ovarium, oviduk, uterus dan anus. Memiliki sistem menstruasi yang disebut dengan fase estrus serta tipe uterus yang kompleks. Semua jenis mamalia, misalnya sapi, kambing dan marmut merupakan hewan vivipar (kecuali Platypus). Mamalia jantan dan betina memiliki alat kelamin luar, sehingga pembuahannya bersifat internal. Sebelum terjadi pembuahan internal, mamalia jantan mengawini mamalia betina dengan cara memasukkan alat kelamin jantan (penis) ke dalam liang alat kelamin betina (vagina). Ovarium menghasilkan ovum yang kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju uterus. Setelah uterus, terdapat serviks (liang rahim) yang berakhir pada vagina.
Testis berisi sperma, berjumlah sepasang dan terletak dalam skrotum. Sperma yang dihasilkan testis disalurkan melalui vas deferens yang bersatu dengan ureter. Pada pangkal ureter juga bermuara saluran prostat dari kelenjar prostat. Kelenjar prostat menghasilkan cairan yang merupakan media tempat hidup sperma.
Sperma yang telah masuk ke dalam serviks akan bergerak menuju uterus dan oviduk untuk mencari ovum. Ovum yang telah dibuahi sperma akan membentuk zigot yang selanjutnya akan menempel pada dinding uterus. Zigot akan berkembang menjadi embrio dan fetus. Selama proses pertumbuhan dan perkembangan zigot menjadi fetus, zigot membutuhkan banyak zat makanan dan oksigen yang diperoleh dari uterus induk dengan perantara plasenta (ari-ari) dan tali pusar. Semua hewan Mamalia memiliki alat reproduksi yang hampir serupa. Untuk mempelajarinya, amatilah alat  reproduksi tikus berikut ini.
                        http://fembrisma.files.wordpress.com/2011/12/alat-reproduksi-tikus.jpg?w=627
Tikus jantan mempunyai sepasang testis yang berfungsi untuk menghasilkan sperma. Sperma dikeluarkan melalui saluran sperma yang disebut vas deferens. Untuk memasukkan sperma ke dalam tubuh hewan betina, digunakan penis.
Tikus betina mempunyai sepasang ovarium yang berfungsi untuk menghasilkan sel telur atau ovum. Sel telur yang telah dilepaskan dari ovarium (ovulasi) keluar melalui saluran telur dan akhirnya sampai di uterus. Jika sel telur ini dibuahi oleh sperma, akan terbentuk zigot yang akan tumbuh dan berkembang menjadi embrio. Tikus mampu mengandung lebih dari satu embrio. Namun tidak semua Mamalia memiliki kemampuan seperti ini. Setiap embrio memperoleh nutrisi dan oksigen dari plasenta yang dihubungkan melalui tali pusat. Jika sudah tiba masa lahirnya, embrio lepas dari uterus dan dikeluarkan melalui vagina.
v  Aseksual (Vegetatif)
Reproduksi secara vegetatif adalah proses perkembangbiakan tanpa melibatkan sel sperma dan sel telur dan sering terjadi pada hewan invertebrata. Ada bagian-bagian tubuh yang dapat berkembang menjadi individu baru. Reproduksi aseksual (vegetatif) meliputi :
  1. Fragmentasi yaitu pemisahan salah satu bagian tubuh yang kemudian dapat tumbuh dan berkembang menjadi individu baru. Contohnya volvox.
  2. Budding/tunas/gemmulae yaitu pembentukan tonjolan pada salah satu bagian tubuh hewan dan adapat berkembang menjadi individu baru. Contohnya hydra.
  3. Fisi yaitu pembelahan sel pada sel induk dan hasilnya akan berkembang menjadi individu baru. Dibedakan menjadi 2 yaitu pembelahan biner, contohnya pada bakteri dan pembelahan multiple pada virus.
  4. Sporulasi yaitu dengan dibentuknya spora pada sel indukdan akhirnya spora akan berkembang menjadi individu baru. Contohnya pada plasmodium sp.
  5. Regenerasi, yaitu sebagian tubuh terpisah dan selanjutnya bagian tadi dapat tumbuh menjadi individu baru yang lengkap. Misalnya pada planaria dan bintang laut.
Adapun hewan invertebrata terdapat pula yang bereproduksi secara seksual yang  tidak selalu terjadi pembuahan, dan kadang-kadang dapat terbentuk individu baru tanpa adanya pembuahan, sehingga reproduksi secara kawin pada hewan invertebrata dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
  1. Tanpa pembuahan, yaitu pada peristiwa partenogenesis, sel telur tanpa dibuahi dapat tumbuh menjadi individu baru. Misalnya pada lebah jantan dan semut jantan.
  2. Dengan pembuahan, dapat dibedakan atas konjugasi dan anisogami.
    • Konjugasi, ini terjadi pada invertebrata yang belum jelas alat reproduksinya misalnya Paramecium.
    • Anisogami, yaitu peleburan dua asel kelamin yang tidak sama besarnya, misalnya peleburan mikrogamet dan makrogamet pada Plasmodium, dan peleburan sperma dengan ovum di dalam rahim.

·         Konsep Reproduksi Hewan di dalam Al-quran
  1. Surat An-Nahl : 79
“Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang diangkasa bebas. tidak ada yang menahannya selain daripada Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang beriman”.
   
“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia". Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan”.














BAB III
PENUTUP
  1. KESIMPULAN
  1. Reproduksi Hewan adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru guna mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah.
2.      Cara reproduksi secara umum dibagi menjadi dua jenis yaitu  aseksual (vegetatif) dan seksual (generatif).
  1. Alat reproduksi pada hewan jantan :
·         Testis, organ untuk menghasilkan  sperma.
·         Penis, berfungsi untuk memasukkan sperma ke dalam tubuh betina.
·         Vas deferens, saluran yang menghubungkan testis dengan lubang pengeluaran.
  1. Alat reproduksi pada hewan betina :
·         Lubang kelamin betina / vagina, tempat masuknya sperma ke dalam tubuh betina.
·         Indung telur / ovarium, berfungsi memproduksi sel telur.
·         Rahim / uterus, tempat berkembangnya embrio hingga saat dilahirkan.
  1. SARAN
Kami sebagai penyusun makalah ini mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca dan rekan – rekan sekalian. Semoga makalah ini bermanfaat dan mudah dipahami.

DAFTAR PUSTAKA

Arif priyadi & Tri silawati, Sains biologi, Yudhistira, Jakarta, 2007
Team teaching, Biologi Umum 1, Medan, 2009
http://reproduksipadahewan.com/2011/01/06

Kamis, 22 Maret 2012

Laporan Praktek Kerja Industrsi Usaha Budidaya Unggas Pedaging


LAPORAN
PRAKTEK KERJA INDUSTRI
USAHA BUDIDAYA UNGGAS PEDAGING
( AYAM BROILER )















DI SUSUN OLEH :

ABDUL ASRI SAPUTRA
XI ² ( PETERNAKAN )
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI I PETERNAKAN
KECAMATAN MENDO BARAT
BANGKA BELITUNG
TAHUN AJARAN 2009 / 2010
Laporan Yang Berjudul


Usaha Budidaya Unggas Pedaging
( Ayam Broiler )

Telah di Pertahankan di Dewan Penguji


Pada tanggal 11 Desember 2009
Penguji




HARIYANTO, S.ST



LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTEK KERJA INDUSTRI

Satuan Pendidikan                  : Sekolah Menengah Kejuruan
Program Keahlian                   : Budidaya Ternak Unggas
Mata Uji/Paket Keahlian         : Budidaya Unggas Pedaging
Nama Peserta                          : Abdul Asri Saputra

JUDUL PRAKTEK KERJA INDUSTRI

BUDIDAYA UNGGAS PEDAGING
BOBOT HIDUP 1,5 – 1,6 Kg
 



                                                                                                              

Menyetujui

Mendo Barat, 10 November 2009
            Du/Di Pemberi Order                                                  Peserta Uji


           
ADHON                                                         ABDUL ASRI SAPUTRA


Mengetahui,

Kepala SMK N I Mendo Barat                                  Guru Pembimbing



            EKO RIANTO, SP.                                        CEPA SUPRIATNA, A.Md




KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb.
            Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas ridho dan berkat-Nya yang telah memberikan penulis/penyusun nikmat keselamatan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik/benar. Tugas ini penulis laksanakan di Perusahaan Bapak Agustomi yang berlokasi di Desa Petaling Kecamatan Mendo Barat, yang dapat penulis laksanakan sesuai dengan keahlian yang dimiliki.
            Penyusunan laporan ini dibuat demi persyaratan selesainya PRAKRIN. Laporan ini disesuaikan dengan apa yang penulis kerjakan di lapangan. Atas selesainya laporan ini penyusun mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1.      Kedua orang tua yang telah mendukung penulis dalam melaksanakan prakrin ini
2.      Bapak Eko Rianto, SP selaku Kepala Sekolah SMK N I Mendo Barat
3.      Bapak Eko Purnomo, S.Pt. selaku ketua Jurusan Peternakan
4.      Ibu Sri Gustina, S.Pt. selaku Guru Pembimbing
5.      Teman-teman seperjuangan dan semua pihak yang tidak disebutkan satu per satu
Dalam penyusunan laporan ini penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangannya, oleh karena itu, penulis/penyusun mengharapkan bimbingan dari semua pihak yang sifatnya membangun.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi siswa pada umumnya dan terutama bagi kelanjutan studi penulis/penyusun, Amin…………..
Wassalamualaikum wr.wb.

                                                                        Mendo Barat,       November 2009
                                                                                        Penyusun








DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
  1. LATAR BELAKANG.................................................................................. 1
  2. TUJUAN....................................................................................................... 1

BAB II MATERI DAN METODE........................................................................ 3
A.    WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN.............................................. 3
B.     MATERI........................................................................................................ 3
C.     METODE...................................................................................................... 4
1.      PROSES PENGERJAAN....................................................................... 4

BAB III TEMUAN.................................................................................................. 6
A.    FAKTOR PENGHAMBAT.......................................................................... 6
B.     FAKTOR PENDUKUNG............................................................................ 6
C.     MANFAAT YANG DIRASAKAN............................................................. 6

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN............................................................... 7
A.    KESIMPULAN............................................................................................. 7
B.     SARAN......................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN









BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Propinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah daerah tropis dan pulau yang potensi alamnya yang luas dan memberi prospek untuk mendirikan suatu usaha, salah satunya di bidang peternakan Ayam Broiler. Pertumbuhan penduduk pulau Bangka semakin meningkat dari tahun ke tahun, oleh sebab itu usaha peternakan Ayam Broiler dibutuhkan karena kebutuhan akan daging ayam gunanya memenuhi kebutuhan protein hewani.
Tingginya minat masyarakat untuk mengkonsumsi daging ayam sangat berpengaruh terhadap permintaan daging ayam di pasar. Sebagai calon peternak yang handal, siswa ditantang untuk menghadapi berbagai permasalahan dalam pemeliharaan Ayam Broiler. Dengan dibekali ilmu pengetahuan sekolah serta pengalaman pada Praktek Kerja Lapangan (PKL) sebelumnya para siswa teliti dalam mengelola dan mengatasi permasalahan yang timbul dalam usaha agribisnis Ayam Broiler tersebut, baik dalam pemeliharaan maupun pemasarannya. Namun setiap usaha peternak harus mampu memenuhi akan kebutuhan konsumen, baik kualitas maupun kuantitasnya.

B.     TUJUAN
Tujuan dalam pemeliharaan Ayam Broiler ini adalah sebagai berikut:
1.      Meningkatkan kemampuan siswa dan menerapkan teori yang diperoleh
2.      Menambah pengetahuan dan pengalaman
3.      Meningkatkan nilai gizi masyarakat, khususnya Bangka Belitung dalam usaha peningkatan protein hewani
4.      Menciptakan lapangan kerja


Ada beberapa keunggulan daripada Ayam Broiler, yaitu:
1.      Daging ayam relatif murah
2.      Daging ayam mempunyai rasa yang dapat diterima semua golongan masyarakat dan semua umur
3.      Daging ayam cukup mudah diolah menjadi produk olahan yang bernilai tinggi, mudah disimpan, dan mudah dikonsumsi
4.      Pertumbuhan sangat cepat sehingga dapat memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat
5.      Kotoran dapat digunakan sebagai pupuk kandang siap pakai, selain itu bulunya juga bisa dimanfaatkan sebagai hasil kerajinan tangan.































BAB II
MATERI DAN METODE

A.    Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan Praktek Kerja Industri ini dilakukan di kelas XI (sebelas) dari mulai tanggal 20 September 2010 sampai dengan 17 Desember 2010.
Tempat pelaksanaan Praktek Kerja Industri ini di Perusahaan Bapak Muksinun di Desa Petaling Kecamatan Mendo Barat.

B.     Materi
a.       Peralatan
NO
NAMA ALAT
SATUAN
SPESIFIKASI
JUMLAH
1
Kandang
Unit
Panggung
1
2
Tempat pakan
Buah
Manual
24
3
Tempat minum
Buah
Manual
28
4
Sikat
Buah
Ijuk
1
5
Sekop
Buah
-
1
6
Timbangan
Buah
Kap 50 Kg
1
7
Cangkul
Buah
-
1
8
Lampu
Buah
-
4
9
Rak panen
Buah
Plastik
6
10
Penampung air
Buah
Kap 200 liter
2
11
Bak
Buah
Kap 40 liter
1
12
Brooder
Unit
Seng
1

b.      Bahan
NO
NAMA ALAT
SATUAN
SPESIFIKASI
JUMLAH
1
Doc
Ekor
Umur
500
2
Pakan
Karung
Br 11 dan Bp 12
30
3
Obat/vitamin
Bungkus
-
5
4
Sekam
Karung
Kering
4
5
Kapur
Karung
Kering
1
6
Gula pasir
Kg
-
1
7
Batu Bara
Karung
­-
4








C.    Metode
1.      Proses Pengerjaan
1.1. Pemeliharaan Ayam Broiler
a.       Persiapan kandang
Persiapan kandang sebelum Doc datang sangat perlu dilakukan oleh peternak yang meliputi:
1.      Pembersihan kandang
2.      Penyemprotan kandang
3.      Pengapuran
4.      Pengistirahatan kandang
b.      Pembersihan kandang
Sebelum dilakukan penyemprotan kandang ada beberapa hal yang harus dilakukan, yaitu:
1.      Pembersihan kandang
2.      Membuang kotoran yang melekat di lantai
c.       Penyemprotan kandang
Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan rodalon. Penyemprotan dilakukan dengan kapasitas empat tutup botol rodalon untuk satu botol sprayer kapasitas 15 liter. Setelah itu kita melakukan pengapuran dengan menggunakan kapur tohor. Adapun bagian yang harus dikapur yaitu lantai, dinding, dan tiang.
d.      Pengistirahatan kandang
Kandang dibiarkan selama tujuh hari (satu minggu) setelah dikapur, sebelum Doc datang. Pengistirahatan kandang adalah kegiatan terakhir dalam persiapan kandang, karena pengistirahatan kandang ini bertujuan agar bakteri yang di kandang mati.
e.       Persiapan sebelum Doc datang
1.      Memasang brodingring
2.      Pemasangan tirai
3.      Mengisi sekam/serbuk di lantai
4.      Memasang tempat pakan dan minum
5.      Menyiapkan air gula
6.      Menyalakan pemanas sebelum Doc tiba
f.       Menangani Doc datang
1.      Menghitung jumlah Doc
2.      Memberi air gula supaya menghilangkan stress saat dalam perjalanan
g.      Vaksinasi
Vaksinasi yaitu program pencegahan penyakit. Vaksin yang digunakan adalah  IB (Infeksi Bronchitis). IB dilakukan dengan cara tetes mata, pencampuran, dan pengocokan. Adapun proses vaksinasi tersebut yaitu:
1.      Campurkan satu botol vaksin ke dalam botol yang berisi cairan pelarut atau air
2.      Kocokkan campuran tersebut sampai campuran tersebut homogen
3.      Vaksin siap pakai
4.      Beri satu tetes vaksin untuk satu ekor anak ayam (Doc)

1.2.   Memelihara Ayam Broiler
a.       Proses pemeliharaan
1.      Pagi hari
2.      Siang hari
3.      Sore hari
b.      Mencatat/recording
Data-data yang dicatat meliputi jumlah ayam masuk, strain ayam, tanggal tetes, jumlah mortalitas, jumlah pakan dan jenis penggunaan, jumlah vitamin/obat yang dihabiskan.














BAB III
TEMUAN

Keterlaksanaan (faktor pendukung dan faktor penghambat)
A.    Faktor Penghambat
1.      Jauhnya lokasi pemasaran
2.      Tidak seseminya tempat pakan dan minum sesuai umur ayam
3.      Sebagian karyawan lain, masuk ke kandang lain
4.      Kurangnya pemanas, sehingga suhu di dalam kandang tidak terpenuhi

B.     Faktor Pendukung
1.      Bisa menyerap tenaga kerja dengan dibangunnya usaha peternakan Ayam Broiler
2.      Jauh dari rumah penduduk
3.      Saat pemanenan mudah karena mobil mudah masuk ke lokasi

C.    Manfaat yang Dirasakan
1.      Meningkatkan nilai gizi masyarakat
2.      Mengurangi angka pengangguran
3.      Menambah ilmu pengetahuan di lapangan















BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
1.      Sebelum melakukan usaha peternakan Ayam Broiler sebaiknya peternak harus melakukan persiapan yang matang
2.      Untuk mengatasi naik turunnya harga, peternak harus memiliki kepandaian dan kejelian untuk memantau situasi pasar
3.      Mengidentifikasi penyakit sangat perlu dilakukan agar mempermudah dalam pengobatan
4.      Perubahan suhu yang tidak menentu sangat mempengaruhi ayam

B.     Saran
Untuk mencapai keberhasilan dalam pemeliharaan Ayam Broiler, sebaiknya peternak lebih memperhatikan faktor manajemen areal peternak agar terhindar dari penyakit.
Penulis juga menyarankan bahwa pelaksanaan prakrin harus diimbangi dengan ilmu pengetahuan yang ada dan teknik manajemen pemeliharaan Ayam Broiler
















LAMPIRAN

Catatan saat doc datang
Tanggal Tetas
Jenis Doc
Jumlah
500 ekor
Berat Doc
37 gram
P.T Pembibit
Strain/ayan
27 Juli 2009
Pedaging
10% resiko transportasi
gram
P.T. Vista Agung Kencana



Jenis pakan yang digunakan
Jenis Pakan
Analisis Kandungan Nutrisi
Bahan yang Digunakan
Penggunaan
Br 11
Protein 21,5 – 23,5%
Kadar air max 13%
Lemak min 5,0%
Serat max 5,0%
Abu max 7,0%
Calcium min 0,9%
Phospor min 0,6%
M.E 3000 – 3100 Kcal/kg
Jagung, dedak, tepung ikan, bungkil kelapa, tepung daging, tepung tulang, pecahan gandum, bungkil kacang tanah, tepung daun, carola, calcium phosphate, vitamin tracmineral, antioksidan, antibiotic, coccidiosfat
Umur 1 hari sampai 21 hari
Bp 12
Kalori 3020-3120/kg
Kadar air max 13,0%
Protein 22,0-23,0%
Lemak min 5,0%
Serat max 5,0%
Abu max 7,0%
Calcium min 0,9%
Phospor min 0,6%
Jagung, dedak, tepung ikan, bungkil kelapa, tepung daging, tepung tulang, pecahan gandum, bungkil kacang tanah, tepung daun, carola, calcium phosphate, vitamin tracmineral, antioksidan, antibiotic, zinc bacitracin, coccidiosfat, furazolidon
Umur 21 hari sampai panen











Analisa Agribisnis
1.      Pengeluaran
a.       Biaya tetap
Sewa kandang            : Rp. 0
Sewa peralatan           : Rp. 0
Alat-alat kesehatan    : Rp. 0
Brodeer                      : Rp. 0
b.      Biaya tidak tetap
Doc                            : Rp. 5200 x 500         = Rp. 2.600.000
Pakan                         : Rp. 275.500 x 30      = Rp. 8.250.000
 Batu Bara                  : Rp. 50.000 x 4          = Rp.    200.000
Kapur                         : Rp. 30.000 x 1          = Rp.      30.000
Obat-obatan               : Rp. 20.000 x 5          = Rp.    100.000
Desinfektan                : Rp. 40.000 x 1          = Rp.      40.000
Vaksin IB                   : Rp. 33.000 x 1          = Rp.     33.000
Lain-lain                     : Rp. 50.000                = Rp.     50.000
                                               Total                = Rp. 11.303.000
2.      Pendapatan
Mortalitas             = 10   x 100%  = 2%
                                   500
Penjualan ayam   = 498 x Rp. 16.000 x 1,9 = Rp. 15.139.200

3.      Keuntungan
Keuntungan         = Pendapatan – Pengeluaran
                             = Rp. 15.139.200 – 11.303.000
                             = Rp. 3.836.200

R/c Ratio              = Total Pendapatan                 =  Rp. 15.139.200       =  1,3
                                Total Pengeluaran                    Rp. 11.303.000

FCR                                             = Pakan yang dihabiskan        =  4.480   = 1,5
                                                        Jumlah berat badan ayam         966,5


Bobot jual ayam rata-rata = Bobot seluruh ayam dijual   = 966,5  = 1,9 Kg
                                                             Jumlah ayam dijual              498 

 

B/C Rasio                         B/C >  = Total Keuntungan               = 3.836.200   = 0,33
                                                         Total Pengeluaran                  11.303.000


BEP (Break Even Point)              = Biaya Pengeluaran               = 11.303.000 = 11.695
                                                        Berat total ayam                           966,5


Umur rata-rata                             
                                                     33 x 190 =  6. 270
                                                     34 x 210 =  7. 140
                                                     35 x 98   =  3. 430
                                                             498     16.840

                                                                        16.840  = 33,81 hari
                                                                           498